Kelelawar Bersarang di Atap Rumah? Waspadai Ancaman Penyakit Zoonosis ke Manusia

Kelelawar di atap rumah harus diwaspadai--Freepik
JAKARTA, PostingNews.id - Keberadaan kelelawar di sekitar permukiman masyarakat sering kali dianggap hal biasa dan tidak berbahaya.
Namun, menurut Prof Agus Setiyono, Guru Besar Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) IPB University keberadaan hewan nokturnal ini menyimpan potensi ancaman serius terhadap kesehatan manusia.
Kelelawar sering bersarang di atap atau langit-langit rumah warga.
Tanpa disadari, aktivitas seperti kotoran, urin, air liur, hingga sisa makanan yang ditinggalkan kelelawar bisa menyebarkan mikroba berbahaya seperti virus, bakteri, dan jamur.
“Air liur, feses, urin, bahkan sisa makanan yang belum habis dan dibawa kelelawar ke rumah-rumah bisa menjadi media penularan. Itu semua berpotensi mengandung patogen,” jelasnya dalam keterangan resmi kepada media.
BACA JUGA:Bukan Masuk Angin! Ini Penyakit yang Bikin Dada Bagian Kanan Sering Terasa Nyeri
Dalam kerja sama riset yang dilakukan Prof Agus dan tim, ia mengungkapkan bahwa pihaknya berhasil mengidentifikasi delapan virus baru dari tubuh kelelawar.
Ia menekankan bahwa risiko zoonosis penyakit yang menular dari hewan ke manusia dari kelelawar sangat nyata.
“Yang jadi masalah, virus-virus itu bisa hidup berdampingan dengan tubuh kelelawar tanpa menyebabkan sakit. Tapi ketika menular ke manusia, bisa menyebabkan berbagai gangguan, bahkan kematian,” ujarnya.
BACA JUGA:Ternyata Ini Penyakit yang Bikin Perut Sering Mual Tengah Malam
Gejala klinis yang muncul pada manusia pun beragam, mulai dari gangguan saluran pernapasan seperti flu dan pilek, hingga nyeri otot dan sendi (mialgia), yang sering kali disalahartikan sebagai gejala kelelahan biasa.
Dalam kasus ekstrem, virus dari kelelawar dapat menyebabkan radang otak (ensefalitis), sebagaimana yang pernah terjadi dalam kasus virus Nipah di Malaysia dan Australia.
“Ensefalitis itu bisa berakhir fatal. Karena tidak ada gejala pada kelelawar, banyak masyarakat tidak menyadari risikonya,” tambahnya.
Selain karena aktivitas kelelawar itu sendiri, Prof Agus juga menyoroti peran manusia dalam meningkatnya risiko ini.
Temukan konten postingnews.id menarik lainnya di Google News
- Tag
- Share
-