Meski bekerja dengan AI menawarkan peluang yang tak terbayangkan, para pekerja kini terpaksa melihat teknologi ini dengan rasa was-was karena risiko yang menyertainya.
Ada antusiasme dalam memanfaatkan AI, tetapi banyak yang enggan menyambutnya jika itu berarti kehilangan pekerjaan mereka.
Terlebih lagi, dengan keputusan Microsoft yang terang-terangan memberhentikan pekerja demi mengalihkan dana ke investasi lain, para karyawan sulit mempercayai bahwa kinerja baik akan berbuah hasil positif.
BACA JUGA:Arya Saloka Sibuk Promo Film, Putri Anne Tidak Hadiri Sidang, Niat Cerai Nggak Sih?
PHK Microsoft Bisa Juga Menjauhkan Pelanggan
Langkah Duolingo yang memprioritaskan AI dengan menggantikan pekerja kontraknya mungkin dikemas sebagai kabar baik, tetapi pengguna justru menolak dan meninggalkan aplikasi tersebut, menunjukkan bahwa kemajuan AI ini lebih terasa sebagai kemenangan bagi pemilik bisnis—bukan bagi orang lain.
PHK Microsoft di tahun 2025 akan memberikan dampak buruk bagi karyawan, namun juga ada penolakan nyata dari pelanggan dan pengguna akhir—hal yang seharusnya menjadi perhatian perusahaan.
Perusahaan sebesar Microsoft mungkin masih bisa bertahan dengan membuat sebagian penggunanya kecewa, namun bisnis yang lebih kecil perlu lebih hati-hati mempertimbangkan sentimen publik terhadap AI saat membuat keputusan investasi.