Covid-19 Masih Mengancam, Penularan Varian LF.7 dan NB.1.8 Naik Tajam di Singapura

Kamis 15-05-2025,11:00 WIB
Reporter : Dita Tobing
Editor : Andre Alkemangi

SINGAPURA, PostingNews.id - Otoritas kesehatan Singapura tengah memantau lonjakan terbaru kasus COVID-19. Varian baru seperti LF.7 dan NB.1.8 ditemukan.

Dilansir dari Channel News Asia, jumlah kasus COVID-19 diperkirakan meningkat menjadi 14.200 pada pekan 27 April hingga 3 Mei, naik dari 11.100 kasus pada pekan sebelumnya.

"Selama periode yang sama, rata-rata rawat inap harian akibat COVID-19 naik dari 102 menjadi 133, namun jumlah pasien harian di unit perawatan intensif (ICU) justru menurun dari tiga menjadi dua kasus," kata Kementerian Kesehatan (MOH) dan Badan Penyakit Menular (CDA) dalam siaran pers pada Selasa (13 Mei).

BACA JUGA:Aparat Diminta Lebih Tegas pada Ormas yang Palak Investor

Pihak berwenang menambahkan bahwa rumah sakit di Singapura saat ini masih mampu menangani peningkatan kasus tersebut.

"Seperti penyakit pernapasan endemik lainnya, gelombang COVID-19 secara berkala diperkirakan akan terus terjadi sepanjang tahun," kata mereka.

Saat ini, varian utama COVID-19 yang beredar di Singapura adalah LF.7 dan NB.1.8, yang mencakup lebih dari dua pertiga kasus yang dianalisis secara lokal.

BACA JUGA:Alumni UGM Gelar Forum Bahas Peluang Indonesia di Tengah Perang Dagang Global

Kedua varian ini merupakan turunan dari varian JN.1, yang juga menjadi dasar formulasi vaksin COVID-19 yang digunakan saat ini.

"Tidak ada indikasi bahwa varian yang saat ini beredar secara lokal lebih mudah menular atau menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan varian sebelumnya," jelas MOH dan CDA.

BACA JUGA:Fakta Hubungan Arya Saloka dan Putri Anne di Titik Nadir, Gagal Mediasi hingga Sudah Pisah Rumah

Gejala Ringan

Para dokter menjelaskan bahwa sejauh ini sebagian besar pasien menunjukkan gejala ringan. Mereka menangani kasus-kasus tersebut sebagai penyakit endemik, seperti flu biasa. 

"Bagi sebagian besar pasien … (gejalanya) masih mirip flu biasa, dan sebagian besar pasien pulih dengan cukup cepat," kata Dr Lim Kim Show, direktur medis Life Family Clinic.

Para dokter menyebut salah satu penyebab utama peningkatan kasus adalah menurunnya kekebalan karena rendahnya tingkat pengambilan vaksin booster.

BACA JUGA:Sudrajat Djiwandono Minta Indonesia Tetap Luwes dan Seimbang Hadapi Kebijakan Tarif Trump

Kategori :

Covid-19 Masih Mengancam, Penularan Varian LF.7 dan NB.1.8 Naik Tajam di Singapura

Kamis 15-05-2025,11:00 WIB
Reporter : Dita Tobing
Editor : Andre Alkemangi

SINGAPURA, PostingNews.id - Otoritas kesehatan Singapura tengah memantau lonjakan terbaru kasus COVID-19. Varian baru seperti LF.7 dan NB.1.8 ditemukan.

Dilansir dari Channel News Asia, jumlah kasus COVID-19 diperkirakan meningkat menjadi 14.200 pada pekan 27 April hingga 3 Mei, naik dari 11.100 kasus pada pekan sebelumnya.

"Selama periode yang sama, rata-rata rawat inap harian akibat COVID-19 naik dari 102 menjadi 133, namun jumlah pasien harian di unit perawatan intensif (ICU) justru menurun dari tiga menjadi dua kasus," kata Kementerian Kesehatan (MOH) dan Badan Penyakit Menular (CDA) dalam siaran pers pada Selasa (13 Mei).

BACA JUGA:Aparat Diminta Lebih Tegas pada Ormas yang Palak Investor

Pihak berwenang menambahkan bahwa rumah sakit di Singapura saat ini masih mampu menangani peningkatan kasus tersebut.

"Seperti penyakit pernapasan endemik lainnya, gelombang COVID-19 secara berkala diperkirakan akan terus terjadi sepanjang tahun," kata mereka.

Saat ini, varian utama COVID-19 yang beredar di Singapura adalah LF.7 dan NB.1.8, yang mencakup lebih dari dua pertiga kasus yang dianalisis secara lokal.

BACA JUGA:Alumni UGM Gelar Forum Bahas Peluang Indonesia di Tengah Perang Dagang Global

Kedua varian ini merupakan turunan dari varian JN.1, yang juga menjadi dasar formulasi vaksin COVID-19 yang digunakan saat ini.

"Tidak ada indikasi bahwa varian yang saat ini beredar secara lokal lebih mudah menular atau menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan varian sebelumnya," jelas MOH dan CDA.

BACA JUGA:Fakta Hubungan Arya Saloka dan Putri Anne di Titik Nadir, Gagal Mediasi hingga Sudah Pisah Rumah

Gejala Ringan

Para dokter menjelaskan bahwa sejauh ini sebagian besar pasien menunjukkan gejala ringan. Mereka menangani kasus-kasus tersebut sebagai penyakit endemik, seperti flu biasa. 

"Bagi sebagian besar pasien … (gejalanya) masih mirip flu biasa, dan sebagian besar pasien pulih dengan cukup cepat," kata Dr Lim Kim Show, direktur medis Life Family Clinic.

Para dokter menyebut salah satu penyebab utama peningkatan kasus adalah menurunnya kekebalan karena rendahnya tingkat pengambilan vaksin booster.

BACA JUGA:Sudrajat Djiwandono Minta Indonesia Tetap Luwes dan Seimbang Hadapi Kebijakan Tarif Trump

Kategori :