Awas! Gejala Kanker Ovarium Mirip Masuk Angin, Jangan Anggap Remeh

Ilustrasi kanker: Tahukah kamu bahwa kanker ovarium termasuk penyakit yang sering terlambat terdeteksi karena gejalanya sangat samar—mirip masuk angin?-ilustrasi-Pixabay
Begitu terdiagnosis, penanganan utama meliputi operasi besar dan kemoterapi. Namun risiko kekambuhan tetap tinggi, terutama di tiga tahun pertama setelah terapi awal
Untuk itu, pendekatan terapi target seperti PARP inhibitor (seperti Olaparib) menjadi krusial bagi pasien dengan status genetik HRD positif. Metode ini mampu memperpanjang periode remisi dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
BACA JUGA:Mengenal Bunga Tapak Dara, Tanaman Hias Anti Kanker dan Penyembuh Luka
Menurut dr. Muhammad Yusuf, Sp.OG (K-Onk), edukasi terus-menerus sangat diperlukan untuk menekan angka kasus kanker ovarium dan meningkatkan harapan hidup masyarakat.
Lebih lanjut, AstraZeneca Indonesia, melalui Kolaborasi dengan CISC & HOGI, aktif menyebarkan edukasi publik dan memperluas akses terapi inovatif di Indonesia
Kemenkes RI juga menerapkan strategi empat pilar: promosi kesehatan, perlindungan khusus, deteksi dini, dan penanganan kasus. Semua ini dilakukan untuk membangun kesadaran dan sistem perawatan yang responsif terhadap kebutuhan pasien kanker ovarium
“Menjalani perawatan yang terpersonalisasi usai menjalani operasi dan kemoterapi merupakan langkah yang tepat. Antisipasi terhadap kekambuhan memberikan peluang hidup yang lebih baik bagi pasien. Dalam mendukung hal ini, AstraZeneca Indonesia terus aktif memberikan edukasi pada publik untuk memberikan perawatan yang tepat untuk kondisi pasien kanker ovarium.” ungkap dr. Feddy, Medical Director AstraZeneca Indonesia.
Penanganan kanker ovarium khususnya stadium lanjut membutuhkan pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif.
BACA JUGA:AWAS! Asap Minyak Goreng Bisa Picu Kanker Paru, Bahkan untuk yang Tak Merokok
Melalui kerja sama yang erat antara tenaga medis dan penyedia terapi lanjutan, diharapkan semakin banyak pasien yang dapat merasakan manfaat dari terapi inovatif seperti maintenance therapy.
Setiap pasien kanker ovarium berhak mendapatkan peluang terbaik untuk hidup lebih lama, dengan kualitas hidup yang lebih baik.
“Di AstraZeneca, kami percaya bahwa inovasi tidak berhenti pada penemuan terapi. Komitmen kami juga mencakup peningkatan kesadaran dan perluasan akses pengobatan bagi pasien kanker ovarium. Edukasi mengenai pentingnya penanganan yang tepat akses terhadap pilihan perawatan merupakan langkah awal dalam membangun sistem kesehatan yang lebih responsif terhadap kebutuhan pasien kanker ovarium di Indonesia,” ujar Esra Erkomay, President Director AstraZeneca Indonesia.
Temukan konten postingnews.id menarik lainnya di Google News
- Tag
- Share
-