Akademisi UI Sebut Iran Tak Punya Senjata Nuklir

Perang Israel-Iran 2025.-ShutterStock-
Pada 1979, kata Prof. Yon, terjadi revolusi Iran yang membuat kekuasaan monarki runtuh digantikan oleh republik Islam yang dipimpin oleh Ayatollah Khamenei yang berseberangan dengan hegemoni AS.
“Khamenei mengambil alih (pemerintahan Iran) dan posisinya berseberangan dan melawan Amerika. Saat itu ahli-ahli nuklir (dari Barat) pulang semua dan tidak dilanjutkan (pengayaan nuklir),” ucapnya.
Prof. Yon menambahkan, pada 1990-an, industri nuklir Iran dilanjutkan kembali yang bekerja sama dengan Rusia. Hal ini menimbulkan kemarahan AS dan Eropa yang selama ini membantu Iran dalam pengembangan nuklir.
“Jadi, kalau pengayaan nuklir dengan Amerika dan Eropa untuk damai itu, aman. Tapi kalau dengan Rusia dan ahlinya juga dari Rusia, apalagi Iran itu sumber uraniumnya melimpah, maka ini dianggap menjadi ancaman dunia,” katanya.
Dampak Perang Iran dan Israel Terhadap Indonesia Menurut Guru Besar UI
Prof. Yon Machmudi menjelaskan Indonesia menjadi salah satu negara yang cukup terdampak perang antara Iran dan Israel.
Dampak tersebut dirasakan terhadap terganggunya penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
“Pasti APBN juga akan terguncang, terkoreksi. Nah, ini kan menjadi persoalan sendiri walaupun konflik di sana, tapi kita masih menggantungkan dengan minyak, akhirnya secara ekonomi semua sektor akan terkoreksi,” kata Prof Yon kepada Eddy Wijaya dalam podcast EdShareOn yang tayang pada Rabu, 2 Juli 2025.
Akademisi kelahiran Jombang, Jawa Timur, 17 September 1973 itu menjelaskan, dampak ekonomi akibat perang tersebut terjadi akibat kemungkinan langkanya minyak bumi. Hal tersebut memicu terjadinya krisis global tanpa kecuali di Indonesia.
“Kalau enggak (harga) minyak melonjak, emas juga melonjak, kemudian rupiah pasti mengalami penurunan,” kata Prof Yon.
BACA JUGA:7 Cara Buat Masker Lidah Buaya untuk Cerahkan Wajah Kusam Kamu
Oleh karena itu, Prof Yon berharap Indonesia yang merupakan negara importir minyak harus memperkuat komunikasi serta diplomasi dengan negara-negara di Kawasan Timur Tengah sebagai pengekspor minyak dunia.
“Kita juga berkepentingan suplai minyak aman sampai ke kita dan tidak terjadi lonjakan yang besar karena pasti dampaknya secara ekonomi,” ucapnya.
Temukan konten postingnews.id menarik lainnya di Google News
- Tag
- Share
-