SPMB 2025 Kacau! Ribuan Siswa Tak Tertampung di Sekolah Negeri

SPMB 2025 Kacau! Ribuan Siswa Tak Tertampung di Sekolah Negeri

Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025 di sejumlah daerah dilaporkan kewalahan, daya tampung sekolah negeri disebut tak lagi mampu menampung gelombang pendaftar yang terus membeludak.-rijal09.com-Website

JAKARTA, PostingNews.id – Tahun ajaran baru belum dimulai, namun kepanikan sudah melanda banyak orang tua murid.

Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025 di sejumlah daerah dilaporkan kewalahan, daya tampung sekolah negeri disebut tak lagi mampu menampung gelombang pendaftar yang terus membeludak.

Hal ini disoroti langsung oleh Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Atip Latipulhayat, saat kunjungan kerja ke SDI Persis 55 Serang.

Dalam keterangannya, ia tak menampik kenyataan bahwa banyak calon siswa tak bisa masuk ke sekolah negeri karena keterbatasan ruang.

“Pemerintah terus berupaya meningkatkan akses dan pemerataan mutu pendidikan, termasuk dengan mendorong kerja sama dengan sekolah-sekolah swasta terakreditasi,” jelas Wamen Atip.

BACA JUGA:Orangtua Murid Mengeluh Digitalisasi SPMB 2025 Rumit dan Terlalu Banyak Tahapan

Langkah ini dianggap strategis untuk menjembatani kesenjangan daya tampung antara sekolah negeri dan kebutuhan masyarakat.

Terutama bagi siswa dari keluarga tidak mampu yang kerap terpinggirkan dalam proses seleksi.

Sekolah Swasta Jadi Penyelamat?

Dalam pertemuan dengan Sekda Kota Serang dan kepala sekolah setempat, Wamen Atip membahas urgensi kolaborasi antara pemerintah daerah dan sekolah swasta.

Harapannya, siswa yang gagal tertampung di sekolah negeri tetap bisa bersekolah dengan layak.

BACA JUGA:SPMB Jakarta 2025 Resmi Dibuka! Simak Batas Waktu Pendaftaran dan Jalur yang Tersedia

“Masih banyak calon siswa yang belum tertampung karena ruang kelas terbatas,” ungkap Hasbullah, Kepala SDI Persis 55 Serang. Ia berharap kapasitas sekolah bisa ditingkatkan dalam waktu dekat.

Langkah menggandeng sekolah swasta juga diiringi dengan perhatian pada aspek aksesibilitas dan biaya, agar tidak menjadi beban baru bagi masyarakat.

Wamen Atip juga menekankan bahwa pemerataan mutu pendidikan tidak cukup hanya dengan membangun ruang kelas.

Temukan konten postingnews.id menarik lainnya di Google News

Tag
Share
Berita Lainnya