Menguak Plot Twist di Drama Nine Puzzles, Hubungan Kim Da Mi dan Son Suk Ku Saling Curiga

POSTINGNEWS.ID - Drama kriminal terbaru dari Korea Selatan, Nine Puzzles, kini sudah tayang secara eksklusif di Disney+ Hotstar dan langsung mencuri perhatian penonton.

Dibintangi Kim Da Mi dan Son Suk Ku, serial ini membawa kita menyusuri kisah penuh teka-teki, trauma masa lalu, dan hubungan yang rumit antara dua tokoh utamanya—yang semula saling curiga, namun dipaksa bekerja sama untuk mengungkap kasus pembunuhan berantai.

Kisah dimulai ketika Yoon Ena (diperankan oleh Kim Da Mi) menemukan pamannya tewas terbunuh, dengan sebuah potongan puzzle misterius tertinggal di samping mayatnya.

Anehnya, Ena tidak ingat bagaimana ia bisa berada di lokasi kejadian, membuatnya langsung dicurigai sebagai pelaku oleh detektif Kim Hansaem (Son Suk Ku), yang menangani kasus tersebut sebagai penyelidikan pertamanya.

BACA JUGA:Longsor Maut Tambang Gunung Kuda Cirebon, BNPB Peringatkan Situasi Masih Bahaya!

Obsesi Hansaem terhadap kebenaran membuatnya tak pernah benar-benar melepaskan kecurigaannya terhadap Ena, bahkan setelah sepuluh tahun berlalu.

Kini, keduanya bekerja di kantor yang sama—Ena sebagai criminal profiler dan Hansaem sebagai detektif utama.

Namun justru di saat itulah, potongan puzzle baru kembali muncul, menandakan dimulainya pembunuhan lain.

BACA JUGA:Tada Sukses Selenggarakan Loyalty Summit 2025 dengan Lebih Dari 1.000 Peserta

Kim Da Mi: Profil Ena yang Jenius Tapi Penuh Luka

Kim Da Mi mengungkap bahwa karakter Ena menarik perhatiannya karena kompleksitas kepribadian yang unik.

Ena digambarkan sebagai profiler jenius yang tajam, namun menyimpan luka mendalam sejak kematian pamannya.

“Hal yang paling saya perhatikan saat memerankan Ena adalah dengan memperlihatkan sisi kekanak-kanakannya, karena saya membayangkan pikirannya berhenti berkembang sejak tragedi itu. Dia keras kepala, tapi juga rapuh,” ujar Kim Da Mi.

BACA JUGA:Cek Harga Emas Antam Hari Ini, Lagi Jatuh!

Pendekatan akting Da Mi bertujuan menunjukkan bahwa di balik kejeniusan Ena, ada trauma yang belum selesai.