Vasektomi Jadi Syarat Bansos, Simak Penjelasan dan Efektivitasnya

Vasektomi jadi perbincangan hangat setelah dijadikan syarat bansos. (Foto: Freepik)-Freepik-Freepik
JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Istilah vasektomi sebagai syarat bansos mendadak ramai diperbincangkan usai Gubernur Jawa Barat, Dedy Mulyadi, mengumumkan rencana kebijakan kontroversial. Ia mengusulkan agar vasektomi atau kontrasepsi untuk pria dijadikan salah satu syarat bagi masyarakat prasejahtera yang ingin menerima bantuan sosial (bansos) di wilayahnya.
Menurutnya, kebijakan ini bertujuan untuk menekan laju pertumbuhan penduduk sekaligus memperkuat program Keluarga Berencana (KB), dengan mendorong partisipasi aktif dari kaum pria. Langkah Dedy ini menuai beragam reaksi dari masyarakat. Pasalnya, di Indonesia, penggunaan alat kontrasepsi masih lebih banyak didominasi oleh perempuan. Karena itu, keputusan ini dinilai berani sekaligus menjadi bentuk edukasi mengenai pentingnya kesetaraan peran dalam perencanaan keluarga.
Meski menuai pro dan kontra, Dedy Mulyadi menegaskan bahwa kebijakan tersebut ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang. Lantas, sebenarnya apa itu vasektomi? Mari simak penjelasan lengkapnya berikut ini
Apa Itu Vasektomi?
Menurut laman Healthline, vasektomi merupakan prosedur medis yang bertujuan mencegah kehamilan dengan cara menghentikan aliran sperma dalam air mani. Proses ini dilakukan dengan cara memutus atau menutup vas deferens, yaitu saluran yang berfungsi membawa sperma dari testis menuju uretra. Akibatnya, air mani yang keluar saat ejakulasi tidak lagi mengandung sperma dan tidak dapat membuahi sel telur.
BACA JUGA:Kemenkes Ungkap Jangka Waktu Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Berapa Lama?
Jenis-Jenis Vasektomi
Dalam prosedur vasektomi, terdapat dua teknik utama yang umum digunakan, yaitu:
1. Vasektomi Konvensional
Metode ini dilakukan dengan membuat sayatan kecil pada kulit skrotum agar dokter dapat menjangkau saluran vas deferens. Setelah saluran tersebut terlihat, akan diambil tindakan sebagai berikut:
-
Sebagian kecil vas deferens akan dipotong dan diangkat,
-
Kedua ujungnya kemudian diikat atau dipisahkan menggunakan jaringan tambahan guna mencegah pergerakan sperma,
-
Terakhir, luka pada skrotum akan dijahit dengan benang khusus yang akan larut sendiri, atau dibiarkan sembuh secara alami tanpa jahitan.
2. Vasektomi Tanpa Pisau (No-Scalpel)
Metode ini lebih minim invasif dan biasanya memiliki proses pemulihan yang lebih cepat.
Langkah-langkahnya meliputi:
-
Dokter akan meraba posisi vas deferens dari luar skrotum, lalu menahannya dengan alat penjepit,
-
Sebuah lubang kecil dibuat tanpa menggunakan pisau untuk mengeluarkan saluran,
-
Setelah dipotong atau diikat, vas deferens dikembalikan ke tempat semula.
Karena tidak memerlukan sayatan, metode no-scalpel cenderung menimbulkan lebih sedikit perdarahan dan rasa sakit, serta mempercepat proses pemulihan dibandingkan metode konvensional.
BACA JUGA:Apakah Covid Masih Ada? AS Siapkan Pembaruan Vaksin untuk Hadapi Tripledemik
Tahapan Efektivitas Vasektomi yang Perlu Diketahui
Meskipun vasektomi termasuk metode kontrasepsi permanen yang sangat efektif, efeknya tidak langsung terasa setelah prosedur selesai. Ini disebabkan oleh sperma yang masih tersisa di saluran reproduksi dan membutuhkan waktu untuk benar-benar keluar dari sistem tubuh.
Umumnya, dibutuhkan waktu sekitar 12 minggu atau sekitar 20 kali ejakulasi untuk membersihkan sperma sepenuhnya dari air mani. Karena itu, selama periode ini, pria yang telah menjalani vasektomi tetap dianjurkan menggunakan kontrasepsi tambahan untuk mencegah kehamilan.
Sebagai bagian dari prosedur pasca-operasi, dokter akan melakukan analisis sperma beberapa minggu kemudian guna memastikan bahwa ejakulat sudah bebas dari sperma dan vasektomi telah bekerja secara efektif.
Temukan konten postingnews.id menarik lainnya di Google News
- Tag
- Share
-