Energy Academy Luncurkan Program Unggulan untuk Mendukung Pengembangan SDM dan Keselamatan di Sektor Pertambangan

Energy Academy Luncurkan Program Unggulan untuk Mendukung Pengembangan SDM dan Keselamatan di Sektor Pertambangan

Program Pengembangan SDM, Energy Academy--

Bagi mereka yang baru memasuki jenjang pengawasan di sektor pertambangan, Pengawas Operasional Pertama (POP) merupakan pondasi awal yang kokoh. Program ini menitikberatkan pada pemahaman dasar tentang keselamatan kerja, manajemen risiko, serta pemenuhan regulasi di site tambang. Peserta akan mendapatkan bekal teori dan praktik lapangan, termasuk:

Pengetahuan Regulasi dan Kepatuhan: Memahami ketentuan dari Kementerian ESDM, peraturan keselamatan nasional, serta standar operasional lainnya.Dasar-dasar Pengawasan: Mulai dari perencanaan aktivitas harian, pengkoordinasian tim lapangan, hingga pembuatan laporan sederhana.Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3): Identifikasi potensi bahaya, penilaian risiko, serta prosedur tanggap darurat di lokasi tambang.

Dengan sertifikasi yang diakui dan kurikulum komprehensif, lulusan POP diharapkan dapat membantu perusahaan mencapai zero accident dan memastikan operasional tambang yang efisien sekaligus berkeselamatan.

2. Pengawas Operasional Madya (POM)

Setelah menuntaskan tahap POP, tenaga pengawas sering kali dihadapkan pada tanggung jawab lebih besar. Oleh sebab itu, Pengawas Operasional Madya (POM) hadir sebagai kelanjutan untuk meningkatkan kemampuan pengawasan di tingkat menengah. Materi yang diberikan dalam program POM meliputi:

BACA JUGA:MAXY Academy dan Pradita University Berkolaborasi Hadirkan Workshop Eksklusif di Bizznovation 2025

Manajemen SDM dan Tim: Teknik kepemimpinan, motivasi, serta pengaturan sumber daya manusia dalam tim yang lebih besar.Analisis Risiko Lanjutan: Memperdalam metode identifikasi risiko, pengembangan rencana mitigasi, dan peninjauan berkala terhadap sistem keamanan.Peningkatan Efisiensi Operasional: Mempelajari strategi produksi yang optimal, pemanfaatan teknologi, serta penerapan prosedur kerja yang efektif untuk mencegah kesalahan teknis maupun non-teknis.Pelaporan dan Dokumentasi: Peserta dilatih menyusun laporan komprehensif yang dapat menjadi masukan strategis bagi manajemen perusahaan.

Dengan menyelesaikan pelatihan POM, peserta memiliki daya saing lebih tinggi untuk menyusun rencana operasional yang matang, memimpin tim dengan efektif, dan menerapkan standar keselamatan di level yang lebih detail.

3. Pengawas Operasional Utama (POU)

Bagi pengawas operasional yang telah berpengalaman di level madya, Pengawas Operasional Utama (POU) menjadi puncak jenjang pengembangan di area operasional pertambangan. Program ini mempersiapkan para profesional untuk memegang kendali penuh atas strategi dan kebijakan operasional di site tambang. Beberapa poin penting yang dibahas antara lain:

Perumusan Kebijakan dan Strategi Operasional: Peserta belajar menilai kondisi lapangan, menetapkan target jangka pendek dan panjang, serta mengelola sumber daya dengan efisien.Manajemen Risiko Terintegrasi: Memadukan berbagai aspek teknis, finansial, dan regulasi untuk meminimalkan potensi risiko di setiap tahap produksi.Kepemimpinan Strategis: Bagaimana mengambil keputusan berdasarkan data, mendelegasikan tanggung jawab, dan memotivasi tim untuk mencapai kinerja puncak.Evaluasi dan Pengendalian Mutu: Menyusun indikator kinerja utama (KPI) untuk menilai pencapaian target keselamatan, produktivitas, serta efisiensi biaya.

Melalui pendekatan holistik dan visioner, lulusan POU dituntut mampu mengorkestrasi seluruh aktivitas tambang secara komprehensif, menjaga kepatuhan terhadap regulasi, dan memastikan standar keselamatan yang optimal bagi seluruh pekerja.

Kurikulum yang Terstruktur dan Sesuai Standar Nasional

Salah satu keunggulan Energy Academy adalah kurikulum yang dirancang sejalan dengan standar kompetensi nasional. Hal ini mencakup penyesuaian materi pembelajaran dengan regulasi dari Kementerian ESDM, rekomendasi dari lembaga internasional, serta masukan dari para ahli dan praktisi tambang. Dengan demikian, setiap modul pelatihan di atas tidak hanya berbasis teori, tetapi juga disertai praktik lapangan, studi kasus, dan simulasi. Tujuannya agar para peserta benar-benar merasakan dinamika yang terjadi di lapangan dan siap menghadapi tantangan nyata di industri pertambangan.

Selain itu, Energy Academy mengutamakan metode pembelajaran partisipatif. Peserta didorong untuk aktif berkontribusi melalui diskusi, presentasi, hingga uji keterampilan teknis. Dengan demikian, setelah menyelesaikan program, mereka tidak hanya memahami materi, namun juga terampil menerapkannya di tempat kerja.

BACA JUGA:3 Jenis KUR Bank BSI 2025, Ada Plafon Rp500 Juta, Cek Cara Ajukan Offline dan Onlinenya

Peran Instruktur Berpengalaman

Keberhasilan sebuah program pelatihan tentu tidak lepas dari peran instruktur. Energy Academy menggandeng para instruktur yang memiliki pengalaman lapangan dan jam terbang tinggi di sektor pertambangan. Mereka tak hanya menguasai teori, namun juga paham mengenai tantangan teknis, birokrasi, dan kultur kerja yang ada di lokasi tambang. Para instruktur ini seringkali berbagi best practice maupun lessons learned dari berbagai proyek tambang di Indonesia, sehingga para peserta dapat menghindari kesalahan-kesalahan yang umum terjadi dan mempercepat proses peningkatan kapasitas mereka.

Dampak Positif bagi Industri Pertambangan

Dengan mengikuti program-program pengembangan SDM dan keselamatan kerja yang diselenggarakan Energy Academy, perusahaan akan merasakan sejumlah manfaat nyata, antara lain:

Temukan konten postingnews.id menarik lainnya di Google News

Source
Tag
Share
Berita Lainnya