Sudah Minta Maaf, tapi Serangan Warganet Makin Deras
Gejolak Pati yang dipicu kebijakan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) 250 persen belum reda. Sudewo, Bupati Pati dari Partai Gerindra, kini bukan cuma menghadapi amarah warga tapi juga badai politik di wilayah yang sejak lama jadi kandang merah PDI-P.
Di Google Trends, kueri “Bupati Pati Sudewo dari partai apa” langsung nyelonong jadi top pencarian selama 2–9 Agustus 2025. Ini sinyal publik mulai mengaitkan kebijakan kontroversialnya dengan afiliasi politik.
Kalau lihat peta kekuatan politik, posisi Sudewo di Pati memang rawan. Ia menang Pilkada 2024 bareng Risma Ardhi Chandra lewat koalisi gemuk Gerindra, Nasdem, PKB, Golkar, Perindo, PKN, PSI, dan Gelora. Pasangan ini meraih 419.684 suara (53,54 persen).
Rivalnya, Wahyu Indriyanto–Suharyono yang diusung PDI-P, PKS, dan Demokrat, mengantongi 335.318 suara (42,77 persen). Satu pasangan lain, Budiyono–Novi Eko Yulianto dari PAN–PPP, cuma kebagian 28.946 suara (3,69 persen).
BACA JUGA:Tampil Apik dan Konsisten, PSG Malah Ingin Gantikan Donnarumma denga Kiper ini?
Tapi bicara dominasi politik, PDI-P jauh lebih perkasa. Dalam empat Pemilu terakhir (2009–2024), partai banteng selalu juara di Pati. Pemilu 2024 misalnya, PDI-P dapat 201.840 suara, meninggalkan Gerindra (94.573 suara) dan PKB (86.937 suara). Mereka sapu bersih lima dapil dan isi sepertiga kursi DPRD (14 kursi).
Gerindra, PKB, dan PPP? Masing-masing cuma punya enam kursi. Dari kacamata geopolitik, ini bukan kabar baik buat Bupati Gerindra yang sedang diserbu isu sensitif.
Jumat malam, 8 Agustus 2025, Sudewo akhirnya turun ke alun-alun Pati, mampir ke posko donasi warga, dan menyampaikan permintaan maaf. Video momen ini diunggah Tempodotco di YouTube (7 Agustus, 14.17) dengan judul “Bupati Pati Minta Maaf Soal Tantang Warganya Demo”. Hingga kini, sudah 109.909 views tapi cuma 603 likes—minim respon positif.
Lucunya, permintaan maaf itu malah berbarengan dengan naiknya atensi warganet. Dalam periode 3–9 Agustus, konten “Bupati Pati” membengkak jadi 20.979 unggahan dengan 599.558 interaksi. Dari jumlah itu, sentimen negatif mendominasi (55,8 persen) dibanding positif (3,3 persen).
BACA JUGA:Merinding! Parade 5 Film Zombie Paling Seru, Dijamin 'Tegang' dari Awal Sampai Akhir
BACA JUGA:Simak Nih, 5 Tanda Kalo Tubuh Kamu Kurang Olahraga: Jadi Gampang Sakit!
Konten serangan pun mulai bermunculan, termasuk video lama Sudewo “menyawer” dua penyanyi di April 2025. Warganet seolah mulai mengarsip dosa-dosa politiknya. Sentimen negatif ini menunjukkan kemarahan publik tak cuma soal pajak, tapi juga tuntutan akan kepemimpinan kreatif yang bisa menambah pendapatan daerah tanpa bikin rakyat megap-megap.
Banyak kepala daerah bisa menaikkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) tanpa bikin pajak melonjak. Kementerian Dalam Negeri rutin kasih Anugerah APBD Award buat yang kreatif. Pemkot Dumai, misalnya, juara 2024 berkat dorong sektor kuliner dan investasi industri besar. Pemkab Tanah Laut di Kalimantan Selatan juga sukses lewat layanan publik yang lebih baik, percepatan pembangunan, dan optimalisasi sektor kelautan, pertanian, serta perkebunan.
Sayangnya, Pati belum masuk daftar itu. Kalau Sudewo mau meredam badai, mungkin waktunya ganti jurus: bukan cuma pamer otot politik, tapi juga otak kreatif.