Cara Menanak Nasi Untuk Mencegah Diabetes Dan Penyakit Jantung

Cara Menanak Nasi Untuk Mencegah Diabetes Dan Penyakit Jantung

Nasi, Image oleh 祥和 洪 dari Pixabay ----

JAKARTA, POSTINGNEWS.ID – Konsumsi utama orang asia adalah nasi bahkan ada yang beranggapan bila belum makan nasi maka sama hal nya dengan belum makan. Menyantap sebuah hidangan tanpa adanya nasi maka tidak akan lengkap.  


Namun siapa sangka, konsumsi nasi dewasa ini menimbulkan cukup banyak masalah. Salah satunya adalah obesitas.

Obesitas sendiri adalah salah satu pemicu masalah jantung, diabetes dan banyak lainnya.

Karena itu, konsumsi makanan yang berasal dari tanaman padi ini harus sebisa mungkin untuk dikontrol.

Salah satunya cara mengontrol agar konsumsi nasi agar tidak menyebabkan obesitas, adalah dengan memanfaatkan coconut oil dalam menanak nasi.

Cara ini diungkap oleh para peneliti dari College of Chemical Sciences di Sri Lanka tentang bagaimana memotong jumlah kalori sekaligus memotong lemak yang didapat dari konsumsi nasi.

Cara menanak nasi dengan coconut oil ini terbilang sangat mudah, cukup dengan menambahkan coconut oil pada air yang Anda gunakan untuk menanak nasi.

Cara menanak nasi dengan minyak kelapa ini, adalah sama seperti orang menanak nasi pada umumnya.

Akan tetapi sebelum memasukan nasi, biarkan terlebih dahulu airnya mendidih.

Setelah itu, masukan coconut oil, 3 persen dari berat beras yang akan di masak, kemudian masukan beras untuk ditanak.

Hal ini diungkap Sudhair James pada National Meeting & Exposition of the American Chemical Society, via Washington Post.

Obesitas Pengaruhi Kesuburan

Obesitas seringkali dikaitkan dengan beberapa masalah kesehatan seperti hipertensi, kolesterol tinggi, diabetes dan masalah jantung.

BACA JUGA:Wajib Tau, Alasan Stres Bisa Picu Penyakit Jantung

+++++



Ternyata, masalah yang disebabkan obesitas tidaklah terbatas pada hal-hal di atas. Studi terbaru menyebutkan bahwa pria dengan BMI lebih dari 30 atau lebih dapat memiliki masalah dengan kesuburuannya.

Menurut studi yang dirilis pada International Journal of Andrology menemukan bahwa pria dengan kriteria di atas tidak hanya memiliki kadar semen yang rendah, namun juga jumlah, konsentrasi dan motilitas sperma yang rendah, termasuk juga di antaranya sperma yang cacat.

Para peneliti meyakini bahwa pria dengan berat bada berlebih dapat menyebabkan gangguan pada kadar hormon dam mempengaruhi rasio hormon testosteron dan estrogen.

"Performa kesehatan dan roproduktif dari spermatozoa pada pria kegemukan lebih cenderung mengalami masalah secara kualitas dan kuantitas," kata lead author studi Gottumukkala Ramaraju, PhD dalam keterangan persnya.

"Hasil dari dataset kami saat ini menunjukan bahwa menurunkan berat badan pada pria sebelum membuahi dianjurkan bagi pasangan yang menjalani perawatan kesuburan."

Temukan konten Postingnews.Id menarik lainnya di Google News

Sumber: