Jokowi: Indonesia dan Asia Bukan Negara Pelengkap Abad

Jokowi: Indonesia dan Asia Bukan Negara Pelengkap Abad

Presiden Joko Widodo menerima kunjungan kehormatan Menteri Luar Negeri Serbia Nikola Selakovic bersama delegasi terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin, 23 Mei 2022. -Setpres -


Presiden Joko Widodo menerima kunjungan kehormatan Menteri Luar Negeri Serbia Nikola Selakovic bersama delegasi terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin, 23 Mei 2022. |Setpres |

JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Presiden RI Joko Widodo mengatakan saat ini merupakan abad Asia di mana eksistensi negara-negara di Asia bukan hanya berkontribusi bagi Asia semata bagi dunia.

Presiden juga mengatakan Kawasan Asia perlu terus berperan sebagai katalisator dan mesin bagi stabilitas, perdamaian, dan kemakmuran global.

"Kita meyakini bahwa abad sekarang ini adalah abad Asia. Asia bukan hanya untuk Asia, tapi Asia untuk dunia, apalagi di tengah dunia yang sedang terbelah," ujar Presiden dalam sambutannya secara daring pada acara The Future of Asia Conference yang disaksikan di Jakarta, Jumat.

BACA JUGA:Cristiano Ronaldo Bakal Ditunjuk Jadi Kapten MU Musim Depan

Menurut Presiden, banyak tantangan global yang dihadapi. Upaya pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19 masih belum merata, selain itu ancaman gelombang varian baru Covid-19 masih harus diantisipasi.

"Semua ini semakin diperparah kembali oleh terjadinya konflik Rusia-Ukraina yang membawa babak baru dalam konstelasi geopolitis," ucap Presiden.

Dia mengatakan politik global mengalami peningkatan ketegangan, rantai pasok perdagangan dunia terganggu, terjadi kelangkaan, kenaikan harga barang, dan kemunduran ekonomi global tidak terhindarkan.

Selain itu pertumbuhan GDP global mengalami penurunan dari 3,8 persen menjadi 2,6 persen pada tahun 2022.

BACA JUGA:Daftar Anak Muda Indonesia Masuk Forbes 30 Under 30 Asia 2022

"Setidaknya 38 negara berpenghasilan rendah telah mencapai status berisiko tinggi untuk beban utang luar negeri mereka. Pencapaian SDG's semakin tertunda dan 150 juta penduduk dunia kembali terjerumus ke dalam kemiskinan ekstrem, dan lebih dari 160 juta orang di dunia kembali kelaparan," ujar Presiden.

Dia menyampaikan meski ekonomi Asia melambung 6,9 persen tahun lalu, pemulihan ekonomi belum terjadi pada kawasan yang luas.

Presiden menyampaikan, Asian Development Bank (ADB) telah memperkirakan GDP Asia akan meningkat menjadi 5,2 persen pada 2022 dan menjadi 5,3 persen pada 2023 dengan kenaikan inflasi 3,7 persen tahun ini dan 3,1 persen pada tahun 2023.

BACA JUGA:Tiket Indonesia Open 2022 Sisa 10 Persen, Penjualan Online Sudah Habis!

Temukan konten Postingnews.Id menarik lainnya di Google News

Sumber: