'Diklaim' Ekonomi Tumbuh 5 Persen, Tapi Survei Konsumen Edisi Juli 2025 ala Bank Indonesi Beberkan Fakta Lain?

'Diklaim' Ekonomi Tumbuh 5 Persen, Tapi Survei Konsumen Edisi Juli 2025 ala Bank Indonesi Beberkan Fakta Lain?

--Foto: Antara

‘Makan Tabungan’ Lanjut Terus

Tren ‘makan tabungan’ makin parah. Inflasi Juli melonjak ke 2,37%, tertinggi dalam setahun. Biang keroknya adalah harga sembako naik gila-gilaan, dari beras, bawang, minyak goreng, sampai kopi bubuk.

Tak cuma dapur, kantong pun tercekik biaya pendidikan. Inflasi sektor pendidikan menyentuh 1,95% yoy, ketiga tertinggi setelah jasa perawatan pribadi (9%) dan makanan-minuman (3,75%). Biaya masuk SD dan kuliah jadi momok utama.

Yang bikin ironi, di saat survei BI memperlihatkan rakyat megap-megap, data ekonomi kuartal II justru bikin pemerintah senyam-senyum. Pertumbuhan ekonomi tembus 5,12%, tertinggi dua tahun terakhir alias melampaui prediksi semua ekonom.

Tapi tunggu dulu, motor utama ekonomi, yaitu konsumsi rumah tangga, hanya tumbuh 4,97%, tak banyak beda dari kuartal sebelumnya. Masih belum balik ke era prapandemi.

BACA JUGA:Pulih dari Fatty Liver, Indra Bekti Beberkan 'Rahasianya': Saya Akan Sukseskan Acara Anda!

BACA JUGA:KACAU! Dana Bansos 'Dibolongi' DPR: Rp28 Miliar Menguap, Dipakai Beli Rumah dan Tanah

Pendorong lonjakan PDB justru ekspor dan investasi, masing-masing tumbuh 10,67% dan 6,99%. Tapi ini diprediksi cuma temporer, hasil frontloading ekspor dan relokasi rantai suplai dari China.

Ke depan, ekonom memperkirakan ekonomi bakal melambat lagi. Tim riset Mega Capital Sekuritas memprediksi pertumbuhan semester kedua cuma 4,9%. Ekonom Bloomberg, Tamara Mast Henderson, bilang efek tarif Amerika belum sepenuhnya terasa.

“Ketika dampaknya terasa, pertumbuhan akan terdampak. Dengan inflasi terkendali, prospek pertumbuhan lebih lemah akan membuka jalan bagi BI untuk menurunkan bunga acuan 25 bps kuartal ini,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News